Saturday, 20-04-2024 04:12:11 am
Home » Pendidikan » Menerapkan Pola Hidup Sehat dan Bersih pada Masa Pandemi

Menerapkan Pola Hidup Sehat dan Bersih pada Masa Pandemi

(605 Views) November 22, 2020 11:04 am | Published by | No comment

Suarapatinews. Pati – Pandemi Covid-19 melanda Indonesia sejak Maret 2020.

Upaya mencegah penyebaran virus dan menanggulangi dampak pandemi bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah semata, tetapi memerlukan peran serta setiap elemen masyarakat.



Apabila setiap warga masyarakat berperan aktif dalam upaya pencegahan, maka pandemi akan berhasil dikendalikan.

Para ahli kesehatan sejak dulu menganjurkan kepada masyarakat untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), merujuk pada perilaku yang dilakukan oleh individu atas kesadaran sendiri, agar dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan.

Himbauan PHBS bahkan telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011.

Sebagai pendukung pelaksanaan peraturan ini, Kementerian Kesehatan juga mencanangkan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) di Indonesia sejak 15 November 2016 (Primadi, 2017).

Germas merupakan upaya pemerintah melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam hal memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.

Tujuannya, agar masyarakat sadar, mau, dan mampu secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status kesehatannya.

Namun, ternyata PHBS dan Germas belum sepenuhnya dipahami apalagi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat.

Di masa pandemi Covid-19 ini, kampanye PHBS pun kembali digaungkan oleh pemerintah pada masyarakat, bahkan lebih gencar.

Tujuannya tentu agar penerapan PHBS ini mampu memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Meski begitu Penerapan PHBS untuk mencegah Covid-19 bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh warga masyarakat.

Hal ini dikarenakan PHBS merupakan hal yang belum terbiasa dalam kehidupan masyarakat.

Oleh karena itu pemerintah pun menghimbau para tokoh masyarakat, baik formal maupun informal, di setiap wilayah untuk berperan aktif dalam mengkampanyekan PHBS pada warga masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19, dan juga berperan dalam upaya penanggulangan dampak pandemi.

Pemerintah melibatkan para tokoh masyarakat karena mereka memiliki kedudukan dan kekuatan sosial untuk mempengaruhi warga masyarakat dalam membentuk suatu perilaku dan memotori gerakan sosial yang bertujuan menanggulangi pandemi.

Salah satu cara sederhana dan murah untuk membiasakan pola hidup sehat dan bersih pada masa pandemi ini yaitu menerapkan cuci tangan dengan benar dan terutama menggunakan sabun.

Namun, meskipun mencuci tangan adalah kegiatan yang mudah dan cukup murah untuk dilakukan, jika dilihat dari data per provinsi di Indonesia, masih banyak sekali yang belum menerapkan kegiatan mencuci tangan dengan air dan sabun ini.

Kebiasaan masyarakat untuk menjaga lingkungan rumah tetap bersih juga mulai terlihat namun keluarga memprioritaskan membersihkan bagian rumah yang terlihat saja seperti ruang tamu sedangkan dapur dan kamar mandi tidak menjadi prioritas untuk dibersihkan.

Selain kegiatan mencuci tangan, pada masa pandemi ini para ahli juga mengkampanyekan penggunaan masker dan menjaga jarak saat interaksi sosial untuk memutus mata rantai penyebaran virus.

Hal ini tampak mudah, tetapi pada dasarnya sulit diterapkan secara konsisten di masyarakat karena merupakan sebuah tindakan yang relatif baru dan belum menjadi kebiasaan di masyarakat.

Pengenalan tindakan baru menjadi kebiasaan dan bahkan menjadi perilaku memerlukan waktu dan memerlukan promosi secara berulang-ulang.

Padahal, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun merupakan salah satu dari aneka indikator perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang telah diperkenalkan dan dipromosikan oleh pemerintah sejak 2016.

Selain Kampanye perilaku sehat tadi, pemerintah juga menghimbau masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang sehat seperti buah dan sayur.

Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2018 mencatat, konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia dikategorikan kurang.

Mayoritas (66,5 persen) tercatat mengonsumsi makanan serat tersebut 1-2 porsi per hari dalam seminggu.

Padahal menurut WHO, penduduk dikategorikan cukup konsumsi sayur atau buah jika mengonsumsinya minimal 5 porsi per hari dalam seminggu.

Makanan yang sehat pun harus diimbangi dengan olahraga rutin.

Orang yang gemar berolahraga akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik, sehingga jarang terkena serangan penyakit.

Namun, belum semua masyarakat punya kebiasaan berolahraga terlebih pada masa pandemi covid -19 seperti saat ini.

Berdasarkan pemaparan di atas membiasakan pola hidup sehat dan bersih sangat penting untuk meminimalkan penyebaran virus terhadap keluarga dan orang-orang yang tersayang. (Oleh : Zumrotun Ni’mah
Program : KKN MDR 2020 IPMAFA Pati
Kelompok : Euvola).

Published by

Categorised in:

No comment for Menerapkan Pola Hidup Sehat dan Bersih pada Masa Pandemi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *