Thursday, 18-04-2024 06:56:39 pm
Home » Pendidikan » KKN di Tengah Pandemi, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Dampingi Pembuatan Masker Kain untuk Anak-anak Panti Asuhan Iskandariyah

KKN di Tengah Pandemi, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Dampingi Pembuatan Masker Kain untuk Anak-anak Panti Asuhan Iskandariyah

(671 Views) November 13, 2020 3:24 am | Published by | No comment

Suarapatinews. Semarang – Mahasiswa KKN 75 RDR UIN Walisongo Semarang yang melaksanakan KKN di kelurahan Wates salah satunya Amilatun Najikha (22) anggota dari kelompok 106 melakukan pendampingan dalam pembuatan masker di daerah Gang Kelapa RT.02/RW.01 kelurahan Wates, Ngaliyan, Semarang, Jum’at tgl (13/11/20).

Bangkit dengan kreativitas pelaku usaha mikro sebagai penunjang perekonomian di masa pandemi.

Rencananya pembuatan masker tersebut akan dibagikan untuk anak-anak SD/MI dan anak-anak Panti Asuhan Iskandariyah yang mengikuti bimbingan belajar selama kegiatan KKN berlangsung.



Ibu Rubiam (50), satu-satunya penjahit yang ada di RW 01 ini memulai usaha menjahitnya dari tahun 1992, beliau pada dasarnya memiliki keterampilan menjahit karena dulunya mengikuti kursus, saat masih sekolah SMA sudah dipercaya oleh gurunya untuk membantu menjahitkan baju-baju, pekerjaan sampingan yang bisa membantu kebutuhan orang tuanya dulu.

Sebelum adanya pandemi Covid-19, kios jahitnya ini memproduksi pesanan baju seragam sekolah, seragam PKK, baju rumahan dan lainnya, namun akibat pandemi ini menyebabkan minimnya yang memesan baju untuk dijahitkan, sehingga Ibu Rubiam berinisiatif memproduksi masker kain di kios jahitnya.

Proses pemasarannya yang pertama kali dilakukan yaitu ibu Rubiam hanya mencoba membuat satu dan digunakan sendiri pada saat perkumpulan PKK atau Kader Posyandu, kemudian respon positif dari beberapa orang dan minat memesan maskernya tersebut.

Bahkan Ibu Rubiam juga mendapatkan pesanan dari Pihak Kelurahan Wates berupa Pembuatan 1000 Masker, yang biasanya akan dibagikan oleh Ibu Lurah beserta perangkatnya pada saat PKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yaitu sasarannya Ojek Online, pedagang-pedagang yang tidak menggunakan masker.

Satu maskernya dibanderol dengan harga 5-8 ribu tergantung model dan bahannya, Ibu Rubiam ini termasuk aktif dalam kegiatan organisasi seperti mengikuti PKK Kamboja RT 04 RW 01 kelurahan Wates, SKD, LPMK, kader Posyandu, sehingga dalam menyelesaikan pesanan pelanggan biasanya dibantu oleh 1 orang karyawan yang merupakan tetangganya.

Keluhan yang dialami Ibu Rubiam yaitu karena adanya corona ini, maka baju-baju pesanan seperti seragam sekolah banyak yang belum diambil oleh pemesannya dikarenakan efek sekolah daring maka seragam juga tidak terlalu diprioritaskan akan digunakan dalam waktu yang cepat.

“Suka dukanya pasti ada saat menjahit mba, salah satunya ya itu banyak pesanan yang sudah berbulan-bulan belum diambil oleh orangnya karena mungkin masih corona seperti ini yang dari jauh juga waspada kalo mau keluar dan masih pembelajaran daring juga jadi seragam gak dituntut buru-buru dipakai beda sama tahun lalu kalo awal semester itu pasti pada semangat mengambil pesanan baju seragam.” tuturnya.

Keuntungan dari pembuatan maskernya tidak terlalu banyak, namun lumayan untuk menambah penghasilan di saat pandemi seperti ini, dan menurutnya lebih menguntungkan menjahit pesanan baju seperti dulu dibandingkan masker.

Saat ini konsumen maskernya Ibu Rubiam sudah sampai ke luar kota seperti Bekasi, Bandung ataupun Kalimantan, dan mayoritas dari komunitas yang memang ingin membuat masker seragaman sesuai dengan bajunya pula, seperti kelompok ibu-ibu PKK, dan pihak puskesmas pula.

Menurutnya, masker buatannya menjadi solusi bagi kaum ibu untuk tetap tampil gaya tanpa mengabaikan protokol kesehatan.

Karena ibu Rubiam kurang begitu memahami penggunaan instagram, maka biasanya yang memosting foto-foto maskernya melalui media sosial instagram melalui akun anaknya.

Bahkan ada yang memesan masker dengan model untuk kondangan yang kainnya terbuat dari burklat, kemudian diberi manik-manik tentunya dihargai kisaran 20 ribu – 30 ribu.

Proses pendampingan pembuatan masker kain untuk anak-anak Panti Asuhan ini berjalan dengan lancar mulai dari pengukuran, pemotongan kain hingga menjahitnya dan menghasilkan 50 masker kain yang siap dibagikan esok harinya saat bimbingan belajar berlangsung bersama anak-anak Panti dan SD/MI, kegiatan tersebut merupakan bagian dari proker inidvidu sosial fisik.

Ibu Rubiam sangat senang dengan kedatangan Mahasiswa KKN yang berniat menjalin kerja sama yang baik dalam pelatihan pembuatan dan pembagian masker, Ia menyemangati agar tetap produktif walaupun KKN ditengah pandemi, dan ia berharap pula dapat memberikan manfaat masker kain produksinya bagi anak-anak Panti terutama disaat pandemi ini harus disiplin menggunakan masker saat keluar maupun beraktivitas sehari-hari. (Amilatun Najikha)

Published by

Categorised in:

No comment for KKN di Tengah Pandemi, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Dampingi Pembuatan Masker Kain untuk Anak-anak Panti Asuhan Iskandariyah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *