Huda Purnawadi Pemuda Plukaran Mengharumkan Nama di Dunia Internasional Lewat Kaligrafi

by -78 Views
banner 468x60

Suarapatinews. Pati –  Assalamu’alaikum Warahmatullah.
Salam hangat, salam sejahtera, kepada Pemimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia, Perkenalkan, Pak, 23 November 2019. (Surat Terbuka Buat Presiden Jokowi).

Huda Purnawadi pemuda asli asal desa Plukaran Gembong kab. Pati.

Saya Mohamad Fauzi asal Pemalang. Satu kabupaten di Jawa Tengah yang konon menjadi pantangan misteri untuk para Pemimpin Tanah Air singgah berlama – lama untuk sekedar menapakkan kaki di sini.

banner 336x280

 

Perkenankan saya melayangkan surat terbuka ini kepada Bapak untuk turut memintakan keadilan yang sama bagi para pemuda berprestasi khususnya di Indonesia.

Bapak Jokowi, Presiden kami. Bilamana Bapak pulang menuju kampung halaman di Solo, sudilah kiranya bapak singgah di Pati.

 

Tepatnya di Dukuh Bengkal Kelurahan Plukaran kecamatan Gembong kabupaten Pati, lereng Bukit Gunung Muria, barang satu dua menit bersama pemuda bernama Huda Purnawadi. Bapak akan rugi sedikit waktu, tenaga dan pikiran.

 

Huda Purnawadi adalah penulis kaligrafi asli Pati, Jawa Tengah Indonesia yang telah memborong 8 tropi kemenangan International dengan kedudukan terbaik, dan 1 kali di posisi runner Up.

 

Dan baru-baru ini beliau menyabet juara pertama Perhelatan Kaligrafer di Sabah, Malaysia.

 

Bilapun Bapak memang berkenan singgah, sekiranya Bapak menjabat tangannya, merangkul dan menyunggingkan senyum dan berkata “Teruslah mengharumkan nama baik Indonesia, Kami bangga padamu”.

Tidak tanpa alasan surat kami buat, dari tahun 2016, pemuda yang telah mendirikan Madrasah khusus kaligrafi bertaraf internasional ini, mengerahkan waktu untuk berkiprah membanggakan negeri, selama kemenangan tersebut, belum satu kalipun terlirik media nasional hingga kabar tersebut terdengar oleh Bapak.

 

Setidaknya, bilapun Bapak Jokowi telah mengetahui kabar & berkenan bertemu dengan beliau, kehadiran Bapak telah “mengusap peluh”nya selama 3 Tahun belakang mengibarkan pusaka tanah air Indonesia di Turki, Malaysia, dan German, dari kejuaraan Assafer, IRCICA, Zeytinburnu, dan Perhelatan kaligrafi antar Nusantara di Sabah dengan perjuangan mengasah bakat selama 13 Tahun.

Tidak ada permintaan lebih, tidak ada permintaan yang kami harap-harapkan selain Bapak singgah di kediaman beliau, atau Bapak Undang Beliau di Istana Negara untuk turut andil menghargai pemuda berprestasi asal Indonesia.

Para pegiat kaligrafi di Indonesia tentu akan bangga dengan hobinya, dengan aktivitasnya membumikan keindahan Alqur’an menulis kaligrafi.

 

Setidaknya, tercatat ada kegiatan Even Tingkat Porseni, Popda, Mapsi, dan Pospeda dari tingkat Sekolah Dasar, Hingga perguruan tinggi dan Umum, lebih-lebih pesantren khususnya yang menyelenggarakan perhelatan kaligrafi setiap tahun.

Maka seni kaligrafi bukan lagi seni yang tak layak dihargai, bahkan, saat ini sudah marak lembaga khusus kaligrafi seperti Pesantren Lemka di Sukabumi yang dipimpin oleh KH. Didin Sirojuddin Ar, Sekolah Kaligrafi Alqur’an (SAKAL) di Jawa Timur oleh Ust. Atho’ilah, dan Pesantren Seni Kaligrafi Al Qur’an (PSKQ) di Kudus Jawa Tengah oleh Ust. Asssiri dan sejumlah Lembaga khusus kaligrafi di seluruh Indonesia yang tak perlu kami sebut satu persatu.

 

Lembaga yang didirikan oleh Huda Purnawadi pun bernama Madrasah Hamdullah Al Amasy Art Center (HAAC) di Pati.

Kami turut prihatin atas ketimpangan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yang belum teraplikasikan menyeluruh, Pak.

 

Pada tahun 2016 di kejuaraan bulutangkis RIO, pemerintah menjanjikan penghargaan berupa uang 5 Milyar bagi juara pertama, 2 Milyar bagi peraih perak, dan 1 Miliar bagi peraih perunggu.

 

Untuk kejuaraan SEA Games 2019 di Filipina, Kementrian Pemuda dan Olahraga juga tidak tanggung-tanggung, menganggarkan 65 Milyar bagi para atlet yang berhasil menyabet kejuaraan emas, perak dan perunggu, yang mana pemberian bonus itu telah tercantum di surat keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga nomor 64 tahun 2019.

 

Bahkan, meskipun tidak meraih kemenangan apapun, peserta Asian Games 2018 mendapatkan uang saku sebesar Rp. 20.000.000,00 (Dua Puluh Juta Rupiah).
.
Bapak tak perlu khawatir, kami yakin, guru Kami Ustadz Huda Purnawadi tidak mengharapkan materi sedemikian banyak.

 

Karna selain latiahn gigih, Qona’ah, Tawadhu, dan Tidak Thoma’ (mengharapkan pemberian) adalah kunci sukses tulisan indah.Bapak tidak akan rugi sepeserpun akan habisnya keuangan negara dengan Bapak menjabat tangan dan memberikan senyum seperti yang telah kami pintakan.

Justru pertemuan kali pertama Bapak dengan guru kami, akan mewakili kebanggaan seluruh pegiat kaligrafi di Indonesia. Kaligrafi layak dihargai, dan Kaligrafer bukan seniman abal-abal.

 

Bapak Juga Perlu Tahu, Bahwa Selain Ustadz Huda Purnawadi, ada Ustadz Syahriyansyah Siradjudin yang sekarang hidup di Turki, Ustadz Teguh Prastio, Ust. Mual Wonk Demak, Ust. Zainul Mujib, Ust. Miftahul Huda Ust. Salman Alfarisi, yang merupakan deretan Kaligrafer Indonesia yang telah menyumbang semerbak wangi perkaligrafian Indonesia di ranah mancanegara.
.
Atas keprihatinan ini kami layangkan surat terbuka, untuk Pemimpin kami Tercinta. Presiden Indonesia.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah.

Ttd
Mohamad Fauzi. Santri Ponpes Al Manshuriyah.

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.