Suarapatinews. Pati – Mayoritas masyarakat desa Gulangpongge kecamatan Gunungwungkal kab. Pati, bermata pencaharian sebagai petani, salah satu komoditas desa Gulangpongge adalah jagung, Jum’at tgl (15/02/19).

Hasil pertanian jagung didapatkan dari seluruh dukuh, sedangkan pusat pengepulannya berada di dukuh Sekar.
Komoditas jagung yang dipasarkan oleh para petani di desa Gulangpongge hanya berupa biji jagung yang sudah dipisahkan dari bonggolnya. Sehingga disepanjang jalan desa dapat ditemukan karung – karung limbah pertanian yang berisi bonggol jagung.
Mbah Radji merupakan salah satu petani jagung di desa Gulangpongge, beliau menjual jagung basah dan jagung kering.
Harga dari jagung basah sekitar 40 ribu hingga 50 ribu rupiah per (100) kilogramnya sedangkan untuk harga jagung kering bisa mencapai 60 ribu hingga 70 ribu rupiah per (100) kilogramnya.
Pemasarannya sendiri tidak dilakukan di luar desa Gulangpongge, melainkan pemborong datang sendiri ke desa. Biasanya peborong datang langsung dari Kudus.
Untuk penjualannya petani tidak memiliki tenggat waktu penjualan khusus melainkan dilakukan saat pemborong datang.
Hal ini mengakibatkan jagung – jagung yang dijual terkadang tidak dalam kondisi kering bisa juga dalam keadaan masih basah. Jumlah penjualan tidak menentu terkadang petani bisa menjual hingga sembilan ton jagung.
Jagung yang dijual para petani di desa Gulangpongge masih berupa jagung mentah.
Berdasarkan keterangan mbah Radji, para petani masih belum mampu mengolah jagung mentah tersebut, hal ini dikarenakan mereka belum memiliki alat pengolahannya.

Selain itu belum tersedianya tempat (pabrik) untuk mengolah jagung mentah juga merupakan kendala bagi para petani. (Naufal Farid)