Jejak Sejarah, Misteri Asal Usul Kota Salatiga

by -291 Views

JEJAK SEJARAH MISTERI ASAL USUL KOTA SALATIGA

Di daerah yang bernama Asemarang Pandanaran yang berkuasa saat itu, memerintahlah seseorang Bupati bernama Ki Ageng Pandanaran.

Asal usul jejak sejarah kota Salatiga.

Ia cuma memuaskan diri dengan kekayaannya dan memeras rakyatnya dengan memungut pajak yang terlalu berlebih.

Disuatu saat ia megambil harta seseorang rakyatnya dengan cara paksa lantaran tak dapat membayar hutang-hutang pajaknya.

‘Tunggakan pajakmu telah bertumpuk, kerbaumu ini terpakas kami sita,” kata Ki Ageng Pandanaran (sembari dikawal pengawal yang senantiasa membawa tombak)

‘Jangan Gusti, tolonglah kami sekeluarga, kerbau ini hanya satu punya saya,” jawab seseorang rakyat jelata dengan rasa takut.

Disuatu hari, Ki Ageng Pandanaran berjumpa dengan pak tua, tukang rumput.

‘Pak Tua’, panggil Ki Ageng pada pak tua yang ditemuinya.

‘Oh Gusti’, jawab pak tua itu.
‘Berikan rumput ini kepadaku, Pak Tua’, kata Ki Ageng . ‘Rumput ini untuk hewan ternak kami Gusti,” Jawab pak tua.

‘Kau kan dapat menyabit semakin banyak lagi kelak. Nah ini sekeping duit untukmu,” sambung Ki Ageng.

Tanpa ada di ketahui Ki Ageng Pandanaran, pak tua menyelipkan kembali duit itu dalam tumpukan rumput yang bakal dibawa. Lalu rumput itu dibawa oleh Ki Ageng Pandanaran.

Begitulah hal semacam itu berlangsung berkali-kali. Hingga satu kali sang Bupati mengerti perbuatan pak tua itu dan kesallah Ki Ageng pada pak tua itu.

‘Orang miskin yang sombong! Kau menampik pemberianku! Kau sudah mengejekku pak tua,” kata Ki Ageng pada pak tua dengan begitu kesal.

Ketika itu, mendadak pak tua beralih bentuk jadi Sunan Kalijaga pemimpin agam yang dihormati bahkan juga oleh raja-raja. Jadi Bupati Pandanaran juga sujud memohon ampun.

‘ Ki Sunan, maafkanlah semua kekhilafan saya’, Ki ageng mohon maaf.

‘Kau kumaafkan namun kuminta Kau meninggalkan semua hartamu dan mengikutiku pergi mengembara’, jawab Sunan Kalijaga sembari senantiasa bertasbih.

‘Baiklah Ki Sunan’, sambung Ki Ageng.

Istri Ki Ageng Panandaran juga turut tanpa ada sepengetahuan Sunan Kalijaga, istri Ki Ageng Pandanaran membawa satu tongkat yang berisikan emas dan berlian. Tetapi di dalam perjalanan…

Mereka dicegat oleh sekawalan perampok atau begal (bromocorah) yang menguasai kawasan tersebut.

‘Harta atau nyawa’, beberapa perampok menodong Sunan Kalijaga dan Ki Ageng dengan membawa belati. ‘Serahkanlah harta kalian atau nyawa melayang!,” kata beberapa perampok.

‘Kalian akan tidak memperoleh apa pun dariku, lantaran saya tak membawa apa-apa’, Sunan Kalijaga menjawab sembari memegang tasbih untuk berzikir.

Tanpa ada dinanya mendadak Sunan melihat kebelakang, sahut Sunan Kalijaga, ‘Tetapi seseorang wanita yang jalan di belakangku membawa emas dan berlian didalam tongkatanya’.

Walau sebenarnya Sunan tak mengetahui wanita itu istri yang turut tanpa ada sepengetahuan dan tak tahu bawaan dan isi bawaan itu, dan tersebut kelebihan seseorang wali yang memperoleh pentujuk dan karomah dari Tuhan.

Perampok-perampok itu juga mendapatkan istri bupati yang ketinggalan di belakang lantaran tongkatnya sangat berat.

Mereka berupaya merampas tongkatnya. Istri Bupati berteriak-teriak minta tolong : ‘Tolong-tolong! Kembalikan tongkatku’.

Istri bupati juga berupaya merebut kembali tongkatnya : ‘Jangan! Tolong! Tolong! Kembalikan tongkatku!

Namun kawanan perampok sukses kabur dengan emas berlian punya istri bupati. ‘Tolong! kembalikan tongkatku! Kata istri bupati yang masih berupaya mengejar dan menguber para kawanan penjahat, namun mereka menghilang tidak berhasil ditemukan.

Dihadapan Sunan Kalijaga.

Ki Ageng Panandaran berkata, ‘Maafkan kami Ki Sunan’.

Sunan Kalijaga menjawab,” Baiklah’.

Sunan Kalijaga lantas berkata, ‘Aku bakal menamakan tempat ini Salatiga, lantaran kalian sudah bikin tiga kekeliruan’.

Awalnya, kalian begitu kikir, ke-2, kalian begitu sombong, dan ketiga kalian sudah menyengsarakan rakyat.

Semoga tempat ini manjadi tempat yang baik dan ramai nantinya,” sabda kanjeng sunan Kalijaga hingga kini kota Salatiga menjadi kota wisata, kuliner dan pendidikan, dan menjadi daya tarik wisatawan mancanegara, domestik dan luar negeri. ($.kusno)

No More Posts Available.

No more pages to load.