Suarapatinews. Pati – Minggu tgl 21/05) seiring pesatnya perkembangan dunia teknologi belakangan ini membuat banyak orang memanfaatkan teknologi digital sebagai ajang bersosialisasi ataupun berbisnis.
Salah satunya Nurul Huda, pemuda tampan asal desa Bageng kecamatan Gembong kabupaten Pati ini memanfaatkan sarana media sosial untuk berjualan grosir buah dan bibit jeruk pamelo madu.
Berawal dari hobinya menulis artikel di blog dan kecintaannya terhadap daerahnya dia membuat blog tentang jeruk pamelo madu yang menjadi aset produk unggulan kabupaten pati terutama desa Bageng.
Jeruk pamelo madu adalah salah satu varietas jeruk besar yang ada di Indonesia dan sudah terdaftar dikementrian pertanian sebagai salah satu varietas jeruk besar unggulan sejak tahun 2008.
Hal tersebut yang membuat buah jeruk pamelo madu banyak di cari dan diburu penikmat buah lokal, karena keunggulan dari buah jeruk pamelo dibandingkan dengan buah jeruk besar yang lainnya adalah rasanya yang manis, tanpa asam, daging buah lembut dan tanpa biji.
Sedangkan jeruk besar pada umumnya rasanya kecut dan daging buah agak keras.
Prospek yang bagus dari jeruk pamelo madu ini mampu di baca oleh pemuda kelahiran 1989 ini sehingga dia berinisiatif untuk mempromosikan produk buah lokal andalan desanya ini hingga ke luar negeri menggunakan sarana media sosial sehingga buah jeruk pamelo madu ini dikenal oleh banyak orang.
Dari berjualan dimedia sosial dan blog Nurul Huda bisa menghidupi keluarga kecilnya bahkan mampu menyuplay kebutuhan buah jeruk pamelo di beberapa kota seperti Bandung, Surabaya, Jakarta, Semarang, Malang, Sidoarjo, Magelang, Solo dan Medan.
“Selama ini permintaan dari kota kota besar di Indonesia sangat tinggi sementara stok buah jeruk pamelo madu yang ada di daerah kami terbatas sehingga permintaan tidak semuanya dapat kami penuhi, ” ujar Nurul huda atau yang akrab di sapa Huda ini.
Menurutnya tanaman jeruk pamelo didaerahnya hanya sebatas tanaman pekarangan yang di tanam oleh warga di desa Bageng dan beberapa desa yang ada di kawasan lereng muria dan belum ada petani yang menanam sekala perkebunan, padahal prospek budidaya jeruk pamelo madu sangatlah bagus. Menurutnya petani masih belum bisa menghitung omset yang bisa didapat dari berkebun jeruk pamelo ini apabila diterapkan di skala perkebunan.
Mereka masih move on dari cara bertani tradisional seperti menanam singkong dan jagung yang hasilnya mereka bisa hitung tapi sebenarnya pendapatanya jauh lebih kecil dari hasil buah jeruk pamelo.
Dalam blognya Huda juga menulis tentang analisa usaha jeruk pamelo madu lengkap dengan teknik budidayanya di www.pamelomadu.blogspot.com.
Harga jual jeruk pamelo madu ini cukup tinggi pada tahun 2017 ini harga jeruk pamelo tembus di harga 16000/ kg di tingkat petani. Dan memasuki musim kemarau harga bisa terus naik apabila pasokan buah mulai berkurang.
Huda mengatakan dirinya kerap menerima ajakan kontrak kerjasama untuk ekspor buah ini, tapi karena pasokan buah pamelo madu dari petani masih terbatas sehingga dia belum berani untuk menyanggupinya.
Dia berharap kesadaran para petani atau investor yang ada di desanya maupun di daerah lain untuk membaca peluang ini dan memanfaatkan potensi pertanian yang ada sehingga banyak lagi petani yang membudidayakan jeruk pamelo madu ini” tutupnya. (Hud@)