Suarapatinews. Pati – Pada tanggal 14 November 2020 lalu, kelompok KKN Madukara Institut Pesantren Mathali’ul Falah Pati mengadakan faceminar yang bertemakan “Dakwah Bil Medsos Untuk Mewujudkan Kerukunan Beragama di Masa Pandemi”.
Kegiatan ini dipandu oleh moderator yaitu Sumiyatun yang merupakan salah satu anggota kelompok KKN Madukara IPMAFA.
Kegiatan ini berlangsung dari pukul 13.00 WIB sampai 14.00 WIB.
Kegiatan ini juga disiarkan langsung melalui kanal Facebook KKN Madukara IPMAFA.
Dalam seminar kali ini kelompok KKN Madukara IPMAFA turut mengundang narasumber Ibu Sri Naharin, MSI yang merupakan dekan fakuktas Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Islam Institut Pesantren Mathaliul Falah Pati.
Kegiatan faceminar ini membahas bagaimana cara memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk dakwah dengan cara dan strategi yang tepat guna mendidikan masyarakat agar masyarakat tergerak untuk bersama-sama mewujudkan kerukunan beragama di masa pandemi.
Kegiatan faceminar dimulai dengan pembukaan, dilanjutkan dengan pembacaan prolog dari moderator sebagai pengantar kegiatan faceminar, kemudian dilanjutkan pemaparan materi narasumber mengenai dakwah bil medsos untuk mewujudkan kerukunan beragama di masa pandemi oleh Ibu Sri Naharin, MSI.
Dalam penjelasannya, narasumber menjelaskan bahwa media sosial tidak hanya bisa menjadi hiburan akan tetapi media sosial akan sangat bermanfaat jika digunakan sebagai sarana berdakwah. Hal ini didasarkan dengan melihat adanya dua peluang.
Pertama, karena dengan media sosial setiap orang bisa menjadi komunikator dakwah, contohnya setiap orang bisa menulis status, membuat konten dengan memanfaatkan berbagai aplikasi yang ada.
Kedua, media sosial memudahkan kita untuk membangun jejaring sosial dan sosial networking.
Siapapun dimanapun kapanpun bisa berinteraksi melaluai media sosial, media sosial menghilangkan batas yang ada sehingga hal ini dapat memudahkan kita untuk menggunakan media sosial sebagai sarana berdakwah dengan tujuan unuk mengajak orang menjadi manusia yang baik dalam rangka mewujudkan kerukunan beragama dengan jangkauan atau sasaran yang luas.
Hal yang tak kalah penting dalam memanfaatkan dua peluang ini agar dakwah bil medsos atau dakwah menggunakan media sosial dapat berjalan efektif maka harus dilakukan strategi yang tepat.
Narasumber memaparkan beberapa strategi yang harus dilakukan saat melakukan dakwah dengan menggunakan media sosial yaitu ;
Komunikasi, Dalam hal ini menjadi hal yang perlu diperhatikan adalah pentingnya membangun komunitas juga mengedepankan kredibilitas tokoh dakwah dalam menyajikan materi yang tentunya materi harus menarik dan bisa memotivasi serta tetap mempertahankan kualitas isi dari materi dimana isi dari materi juga harus dapat dipertanggung jawabkan.
Efektivitas dakwah. Dalam melaksanakan dakwah efektivitas dakwah perlu diperhatikan.
Utamanya adalah tentang kualitas konten, hendaknya dalam menyajikan konten kita harus tau tujuan yang hendak dicapai serta bisa mengatur managemen waktu.
Konten sekiranya dikemas secara sederhana tapi fokus dengan tujuan dakwah yang hendak disampaikan.
Begitupun dekan pelaksanaan kegiatan lain sepert ngaji daring, faceminar, webinar dll hendaknya tidak perlu dilakukan dengan durasi yang lama, durasi waktu bisa diminimalisir agar pemirsa tidak jenuh, materi harus disajikan secara sederhana dan menarik yang terpenting fokus pada tujuan.
Interaksi, terkendali dan terukur. Dalam dakwah harus ada Feed Back.
Harus ada dampak yang terukur maka dampak yang terukur ini bisa menjadi sarana untuk evaluasi.
` Sedangkan terkait dakwah bil medsos untuk mewujudkan moderasi beragama agar masyarakat tergerak untuk mewujudkan kerukunan bergama di masa pandemi secara lebih rinci narasumber menjelaskan bahwa penting sekali memahamai karakter dakwah untuk menyampaikan materi moderasi beragama agar masyarakat tergerak untuk mewujudkan kerukunan beragama di masa pandemi.
Diantara karakter dakwah moderasi beragama diantaranya yaitu Kontekstual, kemudian toleran artinya toleran disini adalah selalu mengedapkan hubungan baik dengan sesama manusia, seiman, seagama juga antar agama dan menghargai tradisi, Islam dibangun melalui tradisi, maka dakwah yang dilakukan juga harus mengahargai tradisi.
Kemudian Progres yakni sikap menganggap kemajuan bukan ancaman, kita tidak boleh mengagap bahwa kemajuan yang ada saat ini sebagai sebuah ancaman, kita harus bisa berdapatasi dengan kemajuan dengan temuan-temuan yg ada di dunia sekarang ini termasuk berani berdakwah dengan menggunakan media sosial. Membebaskan artinya dakwah fokusnya melihat problem-problem kemanusiaan scara umumu tanpa dibatasi dengan batas agama atau etnis, mengajarkan kebaikan, solidaritas sosial, fokus pada problem kemanusiaan.
Narasumber juga memaparkan bahwa menyajikan konten dalam rangka menggunakan media sosial sebagai sarana berdakwah moderasi beragama untuk mewujudkan kerukunan beragama di masa pandemi maka konten yang disajikan hendaknya adalah konten yang bertemakan Islam ramah bukan Islam marah, Islam yang rahmatan lil alamin yakni islam yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Adapun konteks dakwahnya harus harus mencakup aqidah dan akhlak.
Aqidah ialah keyakinan bahwa tuhan adalah Allah, Allah itu maha ESA atau satu, hanya Allah yang harus kita sembah, dan kita harus bertaqwa kepada Allah, dari ketaqwaan pada Tuhan ini harus membawa kita pada kesalehan sosial.
Akhlak, yakni bahwa ukhuwah harus di kedepankan apalagi di era pandemi, penting sekali untuk mewujudkan kepedulian sosial, peduli pada orang lain, saling tolong menolong, kita bisa mewujudkannya melalui kegiatan-kegiatan sosial, infaq, sadaqah, dalam konsep rahmatan lil alamin.
Pada akhir pemaparannya narasumber mengajak kita semua meramaikan media sosial untuk berdakwah dan menghimbau bahwa media sosial jangan di jauhi, kita jangan anti pada media sosial karena bagaimanapun ini sudah ada dan sudah tidak ada batas dengan kehidupan manusia.
Kalau kita mempertahankan dakwah konvensional ini akan menjadi sulit terlebih di masa pandemi seperti ini dengan adanya tatat aturan seperti larangan untuk berkumpul, berkerumun dll.
Setelah pemaparan materi dari narasumber kegiatan faceminar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Selesai sesi tanya jawab kegiatan selanjutnya ialah penutupan.
Kegiatan faceminar yang diadakan ini berjalan dengan lancar hingga akhir acara. (Liya Afifatul Muawanah)