Suarapatinews. Kudus – Ditengah angka korban Covid-19 yang begitu tinggi, beberapa kegiatan-kegiatan preventif seiring dilakukan, baik dari lembaga instansi maupun dari masyarakat guna memangkas angka penyebaran virus.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Tim KKN UIN Walisongo Semarang Posko 19.
Dalam program kerja yang telah disusun Tim KKN UIN Walisongo Semarang Posko 19, ada salah satu program terkait dengan pencegahan penyebaran Covid-19 yakni pembuatan bubuk jahe.
Jahe (Zingiber officinale) merupakan tanaman rempah yang berasal dari Asia Selatan dan sekarang tersebar ke seluruh dunia.
Jahe menjadi salah satu alternatif pengobatan guna mencegah virus yang masuk ke tubuh serta dapat meningkatkan imun tubuh manusia.
Jahe merupakan tananam herbal yang sering digunakan oleh masyarakat untuk makanan dan minum.
Melansir dalam Jurnal Prodi Kesehatan, Universitas Hindu Indonesia oleh Wayan Arnata.
Jahe berkhasiat untuk mengatasi gangguan pencernaan yang beresiko terhadap kanker usus besar dan sembelit, menyembuhkan penyakit flu, mengurangi nyeri sakit saat siklus menstruasi, mengurangi resiko kanker colorectal dan membantu meningkatkan kesehatan jantung.
Dari hasil penelitian, menyimpulkan bahwa jahe sangat efektif untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit karena kandungan gingerol yang bersifat anti-inflamasi dan antioksidan yang sangat kuat.
Melihat kayanya khasiat yang terkandung dalam jahe, ketua Tim KKN UIN Walisongo Semarang Posko 19 Bachrul ‘Ulum memilih jahe sebagai salah satu alternatif pencegahan dini dari serangan virus corona, dalam wawancara pada tanggal (01/10/20) mengungkapkan alasan memilih jahe sebagai salah satu obat yang digunakan.
“Menurut berbagai riset yang saya baca, jahe menjadi alternatif yang paling mudah didapat dan diolah sebagai sumber meningkatkan imun tubuh sehingga dapat membentengi tubuh dari serangan virus,” ujarnya.
Bachrul ‘Ulum mengungkapkan bahwa jahe memiliki kandungan 1,5 – 3,3% minyak atsiri.
Adapun zat-zat yang terkandung dalam minyak atsiri antara lain shogaol, gingerol, zingeron dan zat-zat antioksidan alami lainya.
Zat-zat tersebut berkhasiat untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit dari yang ringan hingga berat, seperti masuk angin, batuk, mual-mual, rematik, alzheimer, kanker, serta penyakit jantung.
Seperti yang diketahui, zat yang terkandung dalam jahe juga dapat memperbanyak sel pembunuh alami yang mampu menghancurkan dinding sel virus yang telah menginfeksi inangnya (tubuh manusia).
Di Indonesia sendiri terdapat tiga jenis jahe yang dikonsumsi masyarakat (jahe sunti, jahe gajah dan jahe emprit).
Adapun kegunaan dikalangan masyarakat secara umum sebagai bahan masakan, bahan obat herbal serta minuman.
Rasa khas jahe yang pedas dan hangat, sangat baik untuk menstabilkan kembali daya tahan tubuh akibat perubahan cuaca maupun infeksi virus termasuk influenza.
Menurut Santoso dalam Jurnal kesehatan Universitas Hindu Indonesia mengungkapkan bahwa Jahe dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal karena kandungan minyak atsiri dengan senyawa aktif seperti zingiberin, kamfer, shogaol, sineol, felladren, zingiberol, lemonin, gingerol dan zingeron yang berkhasiat dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit.
Manfaat yang terkandung dalam tanaman yang tergolong rempah ini tidak diragukan lagi kebermanfaatanya dalam upaya pencegahan dini penyebaran covid sebagai peningkat imun kekebalan tubuh sehingga mampu membentengi diri dari serangan berbagai virus.
Untuk mempermudah dalam pendistribusian produk jahe ini, Tim KKN UIN Walisongo Semarang Posko 19 mengolah jahe menjadi bubuk siap seduh.
Hal ini diungkapkan langsung oleh ketua Tim KKN UIN Walisongo Semarangan Posko 19 Bachrul ‘ulum.
“Dalam pendistribusian kepada khalayak umum, kita memilih mengolah jahe menjadi bubuk siap seduh sehingga memudahkan dalam mengkonsumsinya.
Komposisinya yakni nya 30 % gula pasir dan 70% jahe murni, sehingga kandungan yang terdapat di jahe tetap ada.
Pengolahannya juga tidak terlalu ribet jahe di blender lalu diperas diambil sari jahe nya lalu dimasak bersama gula pasir diaduk sampai menjadi caramel dengan api kecil ke sedang sampai adohan mengeras kemudian angkat dan dinginkan.
Kemudian proses angkir yakni menghancurkan caramel tadi menjadi bubuk,” terangnya.
Dalam pendistribusian ke masyarakat, Tim KKN juga turut membagikan masker dan handsanitizer.
Program ini mendapat sambutan baik dari masyarakat desa Pedawang.
“Saya pribadi merasa terbantu dengan adanya pembagian masker, handsanitizer dan bubuk jahe ini.
Kita sebagai masyarakat mendukung penuh segala macam kegiatan yang bertujuan untuk menekan angka penyebaran covid-19 ini,” ungkap Thoriq salah satu masyarakat desa Pedawang
Pembagian masker, handsanitizer dan bubuk jahe ini dilakukan door to door sehingga pendistrubusian ini bener-benar merata.
Program ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menekan angka penyebaran Covid-19. (Alyga)