Suarapatinews. Pati – Minggu tgl (20/08/17) fenomena perselingkuhan di lingkungan pegawai negeri sipil Kabupaten Pati memang sudah bukan rahasia umum lagi, mahligai yang di bangun bertahun-tahun akhirnya putus di tengah jalan akibat pihak ketiga, hal ini di alami sebut saja (S) 42 thn warga Brigin Wareng kecamatan Winong kabupaten Pati.
Istri yang di cintainya dan sudah mempunyai anak satu dari hasil pernikahannya terpaksa beliau lepaskan karena di duga berselingkuh dengan tetangganya sendiri yang tidak lain adalah pegawai negeri sipil dari kementerian Hukum dan HAM yang bertugas di Lapas Pati yaitu saudara (Widodo).
Lebih lengkapnya Sulistiyo Widodo Utomo di duga perselingkuhan tersebut di ketahui ketika saudara S merantau di negeri gingseng Korea Selatan, setelah beberapa tahun di korea tepatnya thn 2008, saudara S mengetahui bahwa istrinya hamil.
Di duga hasil dari perselingkuhan dengan tetangganya tersebut, dan pada akhirnya benih yang di kandung di gugurkan atas bujukan saudara SWU.
Dan SWU sampai rela membeli darah ke semarang untuk transfusi ketika aborsi sudah berhasil di lakukan, pada saat itu ada saksinya yaitu Bpk mashudi,” ungkapnya kepada tim media Target Hukum.
Beliau juga mengatakan bahwa pada thn 2010 istrinya pernah di bujuk saudara SWU untuk menggugat cerai dan setelah di cerai di janjikan akan di nikahi secara sah, tapi setelah resmi cerai dan menjanda kenyataan berkata lain karena SWU malah menikah dengan gadis dari desa Tlogorejo kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati.
Akan tapi yang anehnya sampai sekarang saudara SWU masih menjalin hubungan dengan UM secara sembunyi-sembunyi. Hal itu bisa di buktikan pak, ketika anak saya yaitu saudara (DAN) mendapatkan undangan wali murid dari sekolahnya untuk mengambil raport, yang datang untuk menghadiri undangan tersebut ternyata malah SWU bukan saya.
Karena saya adalah ayah kandungnya sendiri dari darah daging saya sendiri, hukum ini tidak adil mas, saya merasa di dzolimi sakit rasanya padahal satu desa tahu kalau istri saya itu selingkuh dengan saudara SWU tapi hukum berkata lain, ungkapnya kepada tim media Target Hukum sambil memendam rasa kecewa yang mendalam.
Beliau (S) juga berharap kepada pimpinan lapas Pati agar saudara SWU mendapatkan sangsi karena sikap dan perilaku yang tidak senonoh dan tidak mencerminkan seorang pegawai sipir, karena PNS adalah sebagai contoh masyarakat dan menjadi panutan masyarakat, yang notabenya di gaji negara uang dari rakyat, tapi saudara SWU ini malah sebaliknya merusak rumah tangga orang lain dengan cara-cara yang kotor dan juga masih tetangga satu kampung,” ungkapnya mengakhiri perbincangan kami dengan tim. (TIM)
